Tempat pertama yang kita kunjungi adalah benteng pendem Van Den Bosch di Ngawi. Berkaitan dengan Van Den Bosch pencetus tanam paksa.
Perjalanan kita lanjutkan Mojokerto. Mampir ke makam Raden Wijaya yang berhasil mengobrak abrik pasukan Cina. Karena sudah sore, kamu cukup di luar makam.
Perkampungan di sekitar makam bernuansa ala jadul. Seragam berbata merah. Adem melihatnya. Dari makam , kami menuju ke candi Brahu. Berbeda dengan candi-candi di Jawa Tengah yang menggunakan batu kali, candi Brahu menggunakan batu bata merah. Berdasarkan info dari suami yang seorang guru IPS, penggunaan bata merah ini dikarenakan jauh dari sungai. Berhubung sudah jam 17.00 WIB, candi sudah tutup. Terpaksa kami melihat dari luar pagar.
Perjalanan berlanjut ke Budha Tidur. Sebelas dua belas dengan Candi Brahu, tempat wisata tersebut sudah tutup. Akhirnya perjalanan kita lanjutkan menuju Malang. Dan ternyata mbolang kita kali ini berbarengan dengan ulang tahun BKKBN yang dipusatkan di Malang dengan bintang tamu Cak Nun dengan Kyai Kanjengnya. Banyak masyarakat berduyun-duyun menghadiri acara tersebut. Walhasil kami terjebak kemacetan. Akhirnya kita putuskan makan dan melanjutkan perjalanan menuju ke Malang.
Tepat adzan subuh, kita tepat sampai Malang. Mengikuti shalat subuh di masjid yang airnya ... brr dingin banget! Selesai shalat, kami melanjutkan perjalanan. Daffa minta dibelikan pop mie dan susu coklat hangat.
Menuju kota Malang, saya sepakat dengan Ay untuk mencari penginapan/home stay. Dari penjual jasa, kami mendapat homestay Akbar I.
Ibu homestay ramah banget. Kamar dengan satu bed besar tambah satu bed tambahan dengan fasilitas air panas plus TV, kami cukup bayar Rp 200.000, 00 per kamar. Boleh masak di dapurnya. Free air dan gas. Akhirnya kami pesan dua kamar. So ... bersih-bersih dulu. Selonjor badan dulu. Dan siap memulai petualang! Kemana? Next blog ya😊😊😊